5 Objek dan Fenomena Alam yang Terlihat Serupa dan Sering Dianggap Sama

Keajaibanalam.com – Alam semesta disederhanakan sebagai wadah yang menampung seluruh benda fisik, materi, ruang, dimensi, waktu dan segala bentuk energi. Alam semesta selalu menyuguhkan hal-hal ilmiah yang menarik untuk dibahas.

Beberapa di antaranya adalah objek dan fenomena yang sepintas agak mirip dan sering dianggap sama oleh banyak orang. Wajar saja, pasalnya, semua objek dan fenomena alam tersebut memang sulit dibedakan oleh orang awam.

Inilah beberapa objek dan fenomena alam yang sering keliru dianggap sama, namun tenyata berbeda. Tentunya kamu penasaran dengan pembahasan sains kali ini, kan? Apa saja, ya?

1. Bintang dan Planet

Apakah kamu termasuk yang suka menyamakan kedua objek alam semesta ini? Faktanya, planet dan bintang adalah dua objek yang sangat berbeda. Laman UCSB Science Line mencatat bahwa perbedaan utama keduanya terletak pada sumber cahaya. Bintang merupakan objek angkasa yang menghasilkan cahayanya sendiri, sedangkan planet tidak.

Bintang juga merupakan objek yang ada di alam semesta yang terdiri dari kumpulan gas hidrogen dan helium yang sangat panas. Sedangkan, planet merupakan objek angkasa yang solid (padat) dengan berbagai macam unsur di dalamnya. Karena suhu bintang sangat ekstrem, planet menjadi objek angkasa yang lebih layak untuk ditinggali oleh organisme.

Jika dilihat dari Bumi, cahaya bintang yang sangat jauh biasanya berkelap-kelip, di mana hal ini sangat berbeda dengan pantulan cahaya yang berasal dari planet. Cahaya yang didapatkan dari planet merupakan pantulan dari cahaya bintang di sekitarnya, sehingga warnanya cenderung pucat dan diam (tidak berkelap-kelip). Contoh bintang di tata surya kita adalah Matahari.

2. Badai Panas dan Equinox

Ada beberapa fenomena alam yang berkaitan dengan panas Matahari, di antaranya adalah badai panas dan equinox. Meskipun keduanya sering dianggap mirip, namun kedua fenomena ini ternyata sangat berbeda. Badai panas atau gelombang panas merupakan fenomena di mana cuaca dan suhu terjadi secara ekstrem di atas suhu normal. Biasanya gelombang panas terjadi akibat akumulasi dari periode panas yang terjadi sebelumnya.

Nah, bagaimana dengan fenomena equinox? National Geographic dalam lamannya menjelaskan bahwa equinox adalah fenomena alam yang berkaitan dengan naiknya suhu rata-rata di Bumi akibat posisi Matahari yang berada tepat pada Ekuator Bumi. Planet kita bukan satu-satunya planet yang dapat mengalami fenomena ini, planet-planet lainnya juga bisa mengalaminya tergantung pada letak dan posisinya.

3. Fatamorgana dan Halusinasi

Seperti dicatat dalam Planet Science, fatamorgana adalah fenomena alam yang biasa terjadi pada saat cuaca sedang panas terik. Secara sederhana, fatamorgana dapat terjadi akibat perbedaan suhu antara permukaan tanah dengan suhu di sekitarnya. Cahaya Matahari yang ditangkap oleh permukaan tanah akan dibiaskan menyerupai bayangan objek di atas permukaan tanah tersebut.

Hal inilah yang menyebabkan fatamorgana juga termasuk sebagai salah satu ilusi optik alamiah yang paling sering terjadi. Lewat penjelasan ini, kita dapat mengetahui bahwa sejatinya fatamorgana bukanlah halusinasi. Sedangkan, halusinasi sendiri sangat erat berkaitan dengan mental seseorang. Orang dengan gangguan mental akan mengalami delusi yang ia anggap nyata, padahal sebetulnya tidak ada.

4. Pelangi dan Fire Rainbow

Pelangi adalah fenomena alam yang terjadi karena adanya pembiasan cahaya Matahari. Cahaya yang sampai ke Bumi akan menembus butiran air hujan sehingga akan menimbulkan gugusan warna yang disebut sebagai pelangi. Pelangi dapat terjadi di mana saja. Bahkan, jika kamu menyiram tanaman di saat sinar Matahari cukup terik, gugusan pelangi juga akan muncul di sekitar kamu akibat pembiasan cahaya tersebut.

Nah, ada satu fenomena alam yang sangat mirip dengan pelangi, namun ternyata keduanya berbeda. Fenomena alam ini dinamakan fire rainbow dan terjadi di area pada ketinggian tertentu. IFL Science menjelaskan bahwa fire rainbow terjadi akibat posisi Matahari berada lebih tinggi 58 derajat dari posisi biasanya.

Secara teknis, fenomena alam ini juga dikenal sebagai busur sirkorisontal, di mana kejadian langka ini dapat terjadi di pertengahan musim panas. Setelah posisi Matahari terhadap Bumi berubah beberapa derajat, cahaya Matahari akan menembus awan sirus, yakni awan tipis yang mengandung kristal es. Nah, warna-warna indah akan muncul akibat cahaya Matahari yang mampu menembus awan sirus itu tadi.

5. Meteor dan Meteorit

Kedua objek luar angkasa ini memang sangat mirip. Namun, ternyata penamaan keduanya ditujukan untuk peristiwa yang berbeda. NASA dalam lamannya menulis bahwa meteor adalah batuan luar angkasa (meteoroid) yang tertarik oleh gravitasi Bumi dan terbakar di atmosfer. Meskipun sering disebut sebagai bintang jatuh, meteor bukanlah bintang, melainkan batuan luar angkasa yang terbakar di atmosfer Bumi.

Sedangkan, meteorit adalah batuan luar angkasa yang tak habis terbakar di atmosfer, sehingga dapat menghantam permukaan Bumi dan biasanya menyebabkan dampak yang masif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua objek tersebut sebetulnya memang mirip, namun penamaannya berbeda tergantung pada peristiwa yang terjadi.