Cuaca Panas Sedang Melanda indonesia, Berbagai Penyakit Pun Sedang Berkeliaran

Keajaibanalam.com.Sehat– Departemen Kesehatan telah meminta masyarakat untuk menyadari efek kesehatan yang mungkin terjadi karena suhu hangat yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi ini akan menyerang lagi sampai minggu depan.

“Ada peningkatan masalah kesehatan terkait dengan perubahan iklim,” kata Sekretaris Jenderal (Sekretaris Cabang) Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta,Sabtu (26/10/2019).

Achmad mengatakan bahwa, dalam kondisi tertentu dan dalam kelembaban dan suhu tertentu, populasi nyamuk meningkat dengan cepat. Jika nyamuk adalah faktor penyakit, meramalkan bahwa suhu hangat periode ini akan menjadi peningkatan kasus penyakit demam berdarah, chikungunya, dan malaria, meskipun jumlahnya tidak signifikan.http://www.keajaibanalam.com

“Kecuali (jumlah kasus) dua kali lipat dari kondisi di atas, baru disebut kejadian luar biasa (KLB),” ujarnya.

Selain potensi dalam kasus-kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, suhu panas dan angin kencang juga dapat menyebabkan peningkatan tetap partikel debu kering. Hal ini secara signifikan akan meningkatkan kejadian masalah pernapasan, dari awal yang sederhana dengan alergi yang mampu membawa influenza tipe penyakit (ILI) ke infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) jika disertai alergi.

“Angka-angka ini meningkat sekali. Apalagi jika ada perilaku yang mengambil keuntungan dari panas matahari dengan membakar gambut, menyebabkan kabut asap,” kata Achmad.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa fenomena suhu tinggi terus terjadi sampai minggu depan di sebagian besar wilayah Indonesia. fenomena cuaca cerah terjadi karena ada sebuah anomali karena suhu rendah di perairan Indonesia, yang membuat pertumbuhan yang sangat awan hujan sulit terbentuk di wilayah Sumatera, Jawa dan sekitarnya.

“Fenomena suhu panas ini disebabkan beberapa faktor, antara lain, yang berpuncak pada matahari yang masih di daerah selatan Jawa dan kondisi cuaca di beberapa bagian Indonesia, yang masih dominan,” kata kepala peramalan cuaca dan peringatan BMKG Saepudin miming pada kesempatan yang sama.