Perubahan Iklim Yang Cepat Sebabkan Salju Merah di Kutub Utara

Perubahan Iklim Yang Cepat Sebabkan Salju Merah di Kutub Utara

Keajaibanalam.com – Berdasarkan dari data sebuah penelitian terbaru yang ada, dengan adanya perubahan iklim yang ada telah menimbulkan dampak yang luar biasa. Hal tersebut terjadi dari adanya salju merah yang mana disebabkan oleh adanya ganggang (algae) pemberi warna merah yang hidup di gletser-gletser Kutub Utara.

Adapun ganggang air tawar pencinta udara dingin itu sendiri adalah Chlamydomonas nivalis dan juga ikut mengandung pigmen kemerahan.

Ganggang tersebut dapat mengurangi pantulan cahaya matahari yang ada pada permukaan salju sehingga terciptalah siklus yang berulang di lapisan-lapisan es Tanah Hijau (Greenland) dan juga Kutub Utara, karena adanya peningkatan lelehan es akhirnya mendorong pertumbuhan mikroba tersebut.

Fenomena itu masih belum diperhitungkan dalam model-model iklim. Padahal menurut Profesor Roman Dial dari Alaska Pacific University dengan adanyapengabaian hal tersebut menandakan bila kita telah menganggap remeh tingkat pemanasan dan kenaikan permukaan laut yang menjadi akibatnya.

Seperti yang dikutip dari Daily Mail pada Rabu (20/09/2017), salju yang berwarna sangat merah seperti warna wine atau darah pertama kalinya ditemukan pada 200 tahun yang lalu sewaktu Lintasan Barat Laut, yaitu dimana lintasan laut ganas saat itu bertaburan es yang menghubungkan Atlantik Utara dengan Pasifik melalui Lingkar Kutub Utara.

Namun dampak pada pemanasan global akibat adanya percepatan lelehan baru diketahui sekarang ini. Dengan beberapa eksperimen di hamparan es Alaska telah meunjukkan bahwa salju merah meningkatkan lelehnya es sehingga hampir seperlimanya.

Profesor Dial juga mengatakan bahwa, walaupun salju putih baru memantulkan hampir semua cahaya ke matahari, dengan adanya pencemar seperti misalnya karbon hitam dan debu dapat menggelapkan permukaan es. Es akhirnya menjadi kotor serta meningkatkan pelelehan karena saljunya jadi lebih gampang menjadi hangat.

Hal selanjutnya kemudian dilanjutkan kembali oleh Profesor Dial, “Penelitian ini secara tidak langsung telah menegaskan dampak penting atas kumpulan salju merah pada lelehan gletser di elevasi dan bujur tinggi.”

“Dari adanya hasil eksperimen yang dipaparkan di sini, bersama dengan para pengamatan terkait sebelumnya, eksperimen laboratorium, dan perhitungan teoritis telah memberikan kasus yang kokoh tentang dampak mikrobiom gletser pada hidrologi dan juga iklim.”

Sewaktu dalam penelitian, Profesor Dial bersama para rekan-rekan menambahkan pupuk dan juga air ke kawasan-kawasan tertentu yang ada pada salju di gletser Alaska.

Selain itu mereka juga membandingkan kawasan yang tidak diganggu, maka kawasan yang diberi air memiliki 50 persen lebih banyak ganggang. Ganggang pastinya akan lebih banyak lagi ketika pupuk jenis nitrogen-fosfor-potasioum ditambahkan kedalamanya.

Dengan menggunakan data satelit untuk dapat memperkirakan lelehan salju di kawasan seluas 1.900 kilometer persegi, mereka pun menunjukkan bahwa ganggang salju merah meningkatkan pelelehan hingga 17 persen.

Hasil dari penelitian terkini tentang fenomena tersebut kini juga telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Geoscience.